Sunday 22 March 2015

Hidupmu ?


Panggilan itu akhirnya kunjung juga menghampiriku, sekedar menyapa menggapai pasirmu.
Tak mudah memang, namun harus ku lewati itu semua demi memelukmu.

Begitupun butiran air terus mengucuri tubuhku, seiring ku datang kearibaan engkau.
Engkau pemilik tertinggi di tataran jawa, serta engkau pula-lah yang mengajariku akan makna.

Panjang dan begitu lama kunantikan keindahanmu, gejolak tak sabar datang menyaksikan danau tepat berada di perutmu beserta puncak pasirmu. 

Kental akan cerita rakyat dan legenda, bergulir masuk dalam kedua telingaku. 
Membuatku  tau, bahwasanya kami  siapa,  serta untuk apa terlahir di pertiwi.

(Mt. Mahameru)

Amanah Alam


Engkau hanya terdengar sebagian kecil dari rekan kolegamu. Namun engkau begitu eksotis dalam langkahku.

Puas, serta sangat menikmati engkau adalah ungkapan tepat dalam benakku.

Ditemani rintikan hujan dan udara yang kurang bersahabat, ku jelajah jalur yang begitu memukau. Ditambah suguhkan jalur yang padat akan vegetasi dan fauna begitu melimpah, membuat engkau menjadi bidadari dalam perjalananku.

Ku tembus tanah basah berlumpur demi menggapai puncakmu serta keindahan alam yang menghubungkan engkau dengan danau cantik nan indah.

Engkau begitu hijau dan rapat, membuatku ingin selalu menjagamu ooh....

(Mt. Rakutak)

Pelajaran Berharga


Awalnya namamu asing bagiku.
Namun setelah umurku terus bertambah  kudatangi engkau yang kokoh dengan bebatuan cadasmu di dalamnya.

Diawal keberangkatanku menuju engkau, tak disangka terhenti dalam  perjalanan hingga tak sempat kugapai puncak indahmu.
Mulai dari hujan besar hingga tiupan angin tak bersahabat hingga deburan kabut yang menyapu.

Tak lekas terhenti begitu saja niat dan adrenalinku, ku papahi kembali bebatuan cadasmu dengan  tekad dan besar dalam benakku.

Mencoba dan terus mencoba adalah pelajaran besar engkau dalam hal mencapai suatu  tujuan.
Engkau yang indah nan  vegetasi serta jalur, membuat pekat di sanubariku

(Mt. Merbabu)

Thursday 19 March 2015

Sikap sang Pendaki

Mendakimu bukan untuk menjadikan diriku congkak akan kemampuan!
Melainkan bentuk rasa hormat nan rendah hati sebagai makhluk tak berdaya....

Susuri Hutanmu yang gelap dengan iringan cahaya redup, mendengarkan hiruk pikuk suara di dalamnya.
Bergotong royong dengan sesama mahkluk tak berdaya, menjadikan kami hanya sekumpulan mahkluk sosial yang berikhtiar....

Macam pilihan Sumber Daya Alammu, menjadikan kau pantas untuk di daki dan di hampiri,
oh .....

Ladang edeilweismu sungguh cantik beraromakan kepuasan tak tertandingi.....
Ditambah, sapuan awan nan lebur dengan iringan angin sejuk ke 4 penjuru matanya, mewarnai keindahan di kedua bola mata kami.....

Tak tertandingi dan tak membuat kami congkak untuk berdiri, menunjukan bahwa Rasa Syukur kami berada dekat dengan sentuhan halus kuasamu...

(Mt. Pangrango)

Ekspektasi tak seimbang

Lekukan indah dirimu terekam olehku disaat kudaki kolegamu.
Terlukis jelas akan ketinggian dirimu menembus gumpalan lapisan awan, membuat diriku tertantangan untuk menghampirimu

Perlahan tapi pasti ku papai dirimu bersama rekanku demi melihat seutuhnya peradaban.
Terlihat dan tergambar puncak nan megah dirimu,  membayangkan akan Negri di atas gumpulan awan
..... oooh Cikurai

Dengan ketinggian diatas 2000 MDPL membuat kami tertatih tatih menuju puncakmu.

Semua terbayar ketika kami tibaaa.......
Namun sayang sangaaad di saiiangkan, melihat Ekosistemmu yang tercemar akibat ulah pendaki tak bermoral, membuatmu  terggambar dengan puncak yang kumuh dan kusam!

(Mt. Cikurai)

Elok Vegetasimu

Ironis melihat Alammu terkikis akibat penambangan pasir oleh kaum kaum kapital tak bermoral, serta
Bau menyengat akan sampah dari Individu tak bertanggung jawab menyapaku di awal pendakian menuju puncakmu.

Kemana, kemana dan dimana sikap rasa empati idealis sang pendaki ???...
Tak terlihat olehku menuju puncak Tampomas mu.

Vegetasi alam nan indah melupakan lukisan buruk di awal ku mengenal dirimu. Sejauh mata ini memandang, sepanjang kaki ini melangkah dan segumam kuping ini mendengar, indahnya vegetasi dan ekosistem hutan mu, menggambarkan kau adalah hutan elok nan indah

(Mt. Tampomas)

Cuaca ekstrem

Undakan berbatu membuat jalurmu sangat berbeda dari setiap pengalaman perjalananku.
Bau belerang sangat dahsyat menusuk masuk ke dalam lubang hidungku menjadi pemanis perjalanan di tempatmu.

Indahnya hutan mati dan ladang eidelweismu membuat diriku terasa terpanggil untuk datang selalu menghampirimu.

Dingin yang menembus lapisan kulit meyakinkanku bahwasanya kau sangat menjamu para pendatang di tempatmu.

Batang demi batang bongkahan kayu kering ku rakit dan kubuat menjadi gumpalan merah asap di padang salada demi menepis dinginnya cuaca ekstrem mu.

(Mt. Papandayan)

Eksotiknya timur of Java

Pekat kuping ini akan sindiran dan makna negatif akan sebuah perjalanan menuju undakan berpasir milikmu.

Ku abaikan serta ku acuhkan setiap kata dari makhluk hidup yang bergumam tentang dirimu.

Ku daki pasir mu dengan kedua tapak kaki ini tanpa kugunakan kertas berharga didalam saku dompetku untuk  menyewa mesin beroda 4!

Indah, bersahaja dan kental akan budaya elok muncul ke depan dua bola mata ku.
Ku hanya bisa ucapkan, luar biasa indahnya ciptaan Sang Esa pemilik Bumi ini .

(Mt. Bromo)

Abuabu VS Eidelweis

Abu abu putih menyelimutiku disaat ku daki dirimu dengan genggaman ilegal di lenganku dan bahkan perdana di dahiku.Kutatap batinku di pendakian dgn kontranya keinginan serta ego dalam tantangan, demi keindahan bunga Abadi Eidelweismu.

Tujuh jadi satu, bersatu menjadi seuntai tali yang kokoh layaknya seuntas webbing kekal.

Letih dan lelah kupapai tingginya puncakmu pada kisaran ketinggian 2900 MDPL, membuatku terharu kepada dirimu Sang Esa akan Indahnya Bumi Khatulistiwamu.

(Mt. Gede)