Selepas mata memandang elok, tak lekas
membosankan.
Menawan air seirama dalam kebanyakan.
Menandakan laut lepas dalam tingginya tebing terpijak.
Berdiri kokoh di tingginya tebing curam.
Membuat makna ungkapan puas dan bangga melihat matahari menyapa.
Matahari eksotis ke-emasan menemani
indahnya bulan membawa berkah.
Waktu terus bergulir, seiring lapar
perut menyeruak pada bulan itu.
Cacing-cacing bergumam, bermakna dzikir
ke sang-esa atau hanya lapar semata.
Tak terasa, putaran jarum jam tepat
berada pada waktunya.
Saatnya kumandang adzan seirama, dalam
fakta.
Memasukan manisan ke- mulut merupakan awal
kegiatan.
Awal yang disunnahkan untuk memulainya.
Bersamaan menyeruput air kelapa dan menelan makanan menjadi syarat kami berbuka.
Sapaan begitu terasa dalam kepergiannya
menjadi gelap.
Gelap bertanda dalam pergantian hari
dalam rutinitas sebuah keseharian.
Mengharuskan pulang dalam keharuan
Begitu megah dan agung, indahnya sang
pencipta menggambarkan lukisan.
Lukisan tak tertandingi oleh
makhluk-mahkluk ciptaan.
Dream Beach
(Bali)
No comments:
Post a Comment