Pendakian yang tak di sengaja menjadi
permulaan ego dalam menyapa.
Bersama rekan sejawat kami persiapkan alat seadanya.
Bukan maksud untuk meremehkan sebuah
lukisan sang pencipta,
melainkan meminimalisir apa yang terbawa.
Dengan berjalan menyusuri indahnya sawah hijau nan asri, tiba jua dalam awal mula perjalanan.
Jalur
yang begitu bersahabat ditemani
kicauan burung bergumam, menjadi pengenal tanda masuk dalam hutan pekat di sekitarnya.
Bergulat hati nurani dalam kepastian
seseorang menjadi warna,
tatkala
bersanding mengunjungi lukisan megah sang pencipta.
Kedatangan jauh lebih terasa menjadi warna, ketimbang memikirkan ia yang telah
hilang dimakan gelombang kejauhan fana.
Mengeluh kepadanya lewaat lukisan yang
terhampiri, jauh lebih bermakna.
Dibanding selalu menangis disaat kehilangan seseorang yang selalu bergejolak
dalam kehidupan.
Engkau pemberi semangat dalam keberadaanya.
engkau pula yang mengajariku tentang arti keindahan yang patut di tangisi.
Bukan seseorang yang berkomitmen dalam kiasan
palsu di awal perjumpaan.
Gunung Geulis
(Sumedang)
No comments:
Post a Comment