Menyelinap semak
dengan jalur tanah merah luar biasa...
Luar biasa datang
kepadamu....
Suguhan elevasi jalur
memukau dengan sambutan hutan rimbun begitu sahdu...
Beriringan dengan
bukit bukit terbentang menyapa dalam menggapai...
Aku – kamu baru
sempat bertemu.
Walaupun kendaraanku
begitu terengah mencarimu.
Terengah dengan
kekuatan seadanya dan secukupnya.
Pertemuan dengan
keindahan rumah tua eksotis, ditambah bangunan serta ornamen begitu seirama.
Dalam sandingan
taman bunga begitu berwarna kau menyambut...
Menyambut dengan
udara sejuk dari Gunung Raung ternama, menjadikan lengkap dalam kesempurnaan.
Awalnya Kekhawatiran
muncul, meraba dan mencuat...
Kekhawatiran akan
tiba....
Kekhawatiran begitu
jauh tersampai...
Kekhawatiran akan
sambutan engkau....
Namun ke
eksotisanmu terjaga dari tahun 1927....
Mungkin disaatku
belum siapa siapa, hanya masih rencana sang kuasa....
Terpikirkan, apakah
kau seindah dahulu?
Seindah sekarang
mata melihat, disaat engkau menjadi atap para penjajah berada.
Menjadi tempat
tempat mereka menyimpan senjata...
Menyimpan wanita
wanita tersiksa nan tertindas..
Menyimpan kekacauan
belaka....
Namun semua hanya
sejarah menjadi cerita,
Sekarang kau
terjaga dan menyambut indah itu ternama....
No comments:
Post a Comment