Sunday 22 November 2015

Makna Ia....

      Namanya menjadi manis dalam ingatan.
Manis tersilat terbalut dalam kesedihan.
Ingatan yang mewajibkan kedatangan.

Sekedar menyapa, melihat dan berjumpa.
Mengenal dalam keberadaanya.

Cuaca siang panas benderang lenyap bias terurai, Tatkala ada seseorang dan semangkuk buah buahan
dengan butiran dingin menjadi pelengkap perjalanan.
Perjalanan yang membutuhkan pengorbanan.

Bukan kekecawaan, melainkan menyayangkan....
Bukan menyayangkan melainkan kekecewaan....

Melihat pepohonan tumbang hanya diperjualbelikan.
Dibalut dengan rimbunnya ranting terbentang.

Keindahan memukau memanjakan setiap pepohonan tegak menantang,
Namun tetap meyesalkan....
Kenapa...
Kenapa harus mereka yang terbunuh dan terbinasakan demi nafsu kaum kaum kapitalis...

Hanya dapat mengabadikan dan ada harapan berujar..
Ujar yang senantiasa menghargai alam berjajar...

Aku ingin mereka hidup layaknya kita yang menikmatinya.
Biarkan ia tetap melepaskan oksigennya.
Oksigen bagi kami yang berdetak.
Berdetak dalam kehidupan.

Kenapa kau biarkan mereka tumbang dengan kejam bersama kekecewaan.
Kekecewaan yang membuat mata terpanah jika paham dengan tujuan alam hadir dalam kehidupan.

Taman Jawatan - Banyuwangi

No comments:

Post a Comment